Penyebab Harga Sawit di Riau Turun Lagi Pekan Ini

Penyebab Harga Sawit di Riau Turun Lagi Pekan Ini

Pekan ini, harga sawit di Riau kembali turun.

PEKANBARU, (NewsAndalas.com) - Kepala Bidang Pengolahan dan Pemasaran Dinas Perkebunan (Disbun) Riau, Defris Hatmaja menyebutkan, ada beberapa hal yang menyebabkan masih turunnya harga sawit Provinsi Riau untuk periode 12 - 19 Juli 2022.

Dikatakan Defris, penurunan harga TBS ini disebabkan oleh faktor internal dan faktor eksternal. Dari segi faktor internal, katanya, turunnya harga TBS periode ini disebabkan oleh terjadinya Kenaikkan dan Penurunan harga jual CPO dan Kernel dari perusahaan yang menjadi sumber data.

Dia merincikan, untuk harga jual CPO, PTPN V menjual CPO dengan harga Rp 6.880,67/Kg dan mengalami penurunan harga sebesar Rp 1.306,00/Kg dari harga minggu lalu, Sinar Mas Group menjual CPO dengan harga Rp. 6.949,81 dan mengalami penurunan harga sebesar Rp 1.145,71/Kg dari harga minggu lalu. PT. Astra Agro Lestari Group menjual CPO dengan harga Rp 6.599,00/Kg dan mengalami penurunan harga sebesar Rp 1.561,00/Kg. Asian Agri Group menjual CPO dengan harga Rp 6.473,63/Kg dan mengalami penurunan harga sebesar Rp 243,62/Kg dari harga minggu lalu. PT. Citra Riau Sarana menjual CPO dengan harga Rp 7.006,50/Kg dan mengalami penurunan harga sebesar Rp 8256,50/Kg. Sedangkan PT. Musim Mas tidak melakukan penjualan CPO minggu ini.

Sedangkan untuk harga jual Kernel, kata dia, PTPN V, Sinar mas Group, Astra Agro Lestari Group dan Asian Agri tidak melakukan penjualan pada minggu ini. PT. Citra Riau Sarana menjual dengan harga Rp 4.237,87 dan mengalami kenaikan harga sebesar Rp 128,77/Kg. PT. Musim Mas menjual dengan harga Rp 4.503,00/Kg.

"Sementara dari faktor eksternal, harga minyak sawit mentah (crude palm oil/ CPO) diprediksi bakal anjlok dalam. Dipicu menularnya ketakutan pasar global terhadap resesi yang mengancam ekonomi Amerika Serikat (AS)," kata dia, Selasa, 12 Juli 2022.

Bahkan ketakutan pasar tersebut diprediksi lebih kuat dari dampak tensi geopolitik di Ukraina. Harga CPO bisa ke MYR 4.000. Artinya, ekspor CPO kita kejar-kejaran dengan waktu.

"Produsen akan beramai-ramai berusaha kirim CPO, harga di masa depan bisa lebih tertekan lagi. 3 bulan ke depan akan jadi saat paling kritis karena The Fed masih akan menaikkan suku bunga 125 bps.


Selain itu, stok CPO di Indonesia melimpah akibat larangan ekspor di bulan Mei 2022, dilanjutkan kebijakan DMO dan DPO jilid 2 sejak Mei hingga saat ini. Pada saat bersamaan, produksi minyak nabati lain khususnya kedelai, rapeseed dan sunflower oil di luar Rusia dan Ukrania sudah mendekati recovery.

"Penyebab lain, adanya ancaman inflasi dan resesi ekonomi dunia termasuk di negara-negara importir minyak sawit dunia sebagaimana dilaporkan IMF. Ini membuat konsumsi minyak nabati dunia dan minyak sawit akan menurun," tutupnya. (MI)